Beranda | Artikel
Kisah Bersama Pengagum Ajaran Khomeini
Rabu, 17 Desember 2014

photo

oleh : Syaikh Shalih bin Sa’ad as-Suhaimi

كُنَّا في مناظرةٍ أو لقاءٍ مع بعض الشباب من أهل السُّنَّة الذين تأثروا بهذه الدعوة الخمينية،
وذهبوا إلى تلك البلاد ولعلهم أثروا فيهم؛ بل –الذي حصل- أنهم طمعوا في دعوتنا إلى هذا المنهج؛ كما يذكر بعض الإخوة الذين كانوا معنا في تلك البلاد، ولما قلت له –بالحرف الواحد-: لو قلت لك -قلت لهذا الشاب –الذي هو من أهل السنة وللأسف!- قلت له-: لو قلت لك: إن لأئمتنا درجة لا يبلغها ملك مقرب ولا نبيٌ مرسل؛ بما تحكم عليَّ؟

قال: لو قلت ذلك؛ فأنت كافر؛ قلتُ: لو قالها الخميني؛ قال: أمره إلى الله، حبك الشي يُعمي ويُصم، وعين الرضا عن كل عيب كليلةٍ؛ فانتظر إلى أي حد بلغ الغرور، أو بلغ الإلحاد، والغريب ليس في معتقد هؤلاء؛ فإنهم معروفون ولكن المصيبة كل المصيبة أن ينخدع بهذا عدد من أهل السنة، ويحسبوا هؤلاء الناس على الإسلام، والإسلام منهم براء.

Dahulu kami pernah mengadakan diskusi atau pertemuan dengan sebagian pemuda ahlus sunnah yang ikut terpengaruh dakwah yang disebarkan oleh Khomeini ini -yaitu ajaran Syi’ah- dimana mereka telah pergi ke negeri-negeri itu -yang menganut Syi’ah- dan barangkali mereka/orang Syi’ah juga berhasil mempengaruhi pemikiran pemuda-pemuda ini. Bahkan -yang telah terjadi- bahwa mereka ini ingin agar dakwah kita condong kepada manhaj/pemahaman ini. Sebagaimana diceritakan oleh sebagian saudara yang ikut bersama kami dahulu dan berada di negeri itu.

Ketika aku katakan kepadanya -dengan kalimat yang sama- , “Seandainya aku katakan kepadamu…” -saya berkata kepada pemuda ini; yang dia ini adalah termasuk ahlus sunnah, hal yang sangat memprihatinkan- maka saya katakan kepadanya, “Seandainya aku katakan kepadamu; Bahwa para imam kita -ahlus sunnah- memiliki derajat yang tidak bisa digapai oleh malaikat yang dekat ataupun nabi yang diutus’ lantas apa yang akan kamu tetapkan kepada saya?”

Dia menjawab, “Seandainya anda mengucapkan hal itu anda menjadi kafir.” Lalu aku berkata, “Bagaimana jika yang mengucapkan kalimat itu adalah Khomeini?”. Dia menjawab, “Urusannya terserah kepada Allah.”
Lihatlah, bahwa kecintaan anda kepada sesuatu telah membuat buta dan tuli. Mata yang dilandasi kesukaan akan menutup segala keburukan. Lihatlah bagaimana ketertipuan ini telah mencapai batas yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan, ia telah mencapai tingkatan kekafiran.

Hal yang aneh bukanlah dalam masalah keyakinan mereka itu/yaitu orang-orang Syi’ah. Akan tetapi yang menjadi musibah dan biang malapetaka ini adalah tatkala ada sejumlah orang diantara ahlus sunnah yang tertipu dengan pemikiran dan pemahaman mereka. Sehingga mereka mengira bahwa orang-orang itu -penganut Syi’ah- masih berada di atas Islam, padahal Islam berlepas diri dari mereka.


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/kisah-bersama-pengagum-ajaran-khomeini/